Ketakutan di Balik Sandi
Di layar terang, mesin bicara,
Wajah manusia tak lagi tampak.
Jari-jari mengetik tanpa suara,
Namun dunia runtuh perlahan, senyap.
Pekerjaan terbang, hilang tanpa jejak,
Otak manusia terperangkap bayang.
Di balik kode, tak ada cinta,
Hanya angka, tanpa harapan.
Kami bertanya pada kosongnya ruang,
Di mana langkah, di mana suara?
Teknologi yang kita ciptakan,
Kini merampas nyawa mimpi kita.
Namun dalam hening, tak ada jawaban,
Hanya deru mesin, dan ketakutan.
Puisi
"Ketakutan di Balik Sandi" menggambarkan kecemasan yang timbul akibat
kemajuan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), yang mengancam
eksistensi pekerjaan manusia. Melalui simbol-simbol seperti "layar
terang," "mesin bicara," dan "kode," puisi ini mencerminkan dunia yang
semakin dikuasai oleh mesin, di mana manusia mulai merasa terpinggirkan
dan terancam. Ketakutan yang disuarakan dalam puisi ini adalah ketakutan
yang tidak tampak secara langsung, namun tersembunyi dalam dampak nyata
yang ditimbulkan oleh teknologi. Dalam heningnya, puisi ini mengajak
pembaca merenung tentang masa depan yang semakin terhubung dengan dunia
digital, di mana manusia harus menghadapi ancaman yang tak selalu tampak
jelas.
0 comments:
Post a Comment